Hukum Bejana Tembaga Campuran Emas Atau Perak Bagian 19
HUKUM BEJANA TEMBAGA CAMPURAN EMAS ATAU PERAK
﴿ فَرْعٌ ﴾ لَوْ اِتَّخَذَ إِنَاءٌ مِنْ نُحَاسٍ وَنَحْوِهِ وَمَوَّهُهُ بِالذَّهَبِ أَوِ الْفِضَّةِ إِنْ حَصَلَ بِالْعَرْضِ عَلَى النَّارِ مِنْهُ شَيْءٌ حَرَمٍ عَلَى الصَّحِيْحِ
﴾ Cabang ﴿ seandainya seseorang membuat bejana dari tembaga dan seumpamanya dan mencampurinya dengan emas atau perak, jika menghasilkan sesuatu dengan meleburkan di atas api dari padanya sesuatu, maka di haram atas pendapat yang Shahih
وَإِنْ لَمْ يَحْصُلُ بِالْعَرْضِ عَلَى النَّارِ مِنْهُ شَيْءٌ فَالْمُرَجَّحُ فِي هَذَا الْبَابِ أَنَّهُ لَا يَحْرُمُ
Dan jika tidak menghasilkan sesuatu dengan meleburkan di atas api dari padanya, maka yang rajih dalam Bab ini bahwasannya bejana dari tembaga tersebut tidak haram
وَالْمُرَجَّحُ فِي بَابِ زَكَاةِ النَّقْدَيْنِ أَنَّهُ يَحْرُمُ
Dan yang rajih dalam Bab Zakat secara kontan bahwasannya ia diharamkan
قَالَ النَّوَوِيُّ فِي شَرْحِ الْمُهَذّبِ وَلَوْ مَوَّهُ السَّيْفُ وَغَيْرِهِ مِنَ الْاَتِ الْحَرْبِ أَوْ غَيْرِهَا بِذَهَبٍ تَمْوِيْهًا لاَ يَحْصُلُ مِنْهُ بِالْعَرْضِ عَلَى النَّارِ شَيْءٌ فَطَرِيْقَانِ اَصَحَّهُمَا وَبِهِ قَطْعُ الْعِرَاقِيُّوْنَ التَّحْرِيْمُ لِلْحَدِيْثِ
Imam Nawawi berkata dalam kitab 《 SYARAH MUHADZDZAB 》 dan seandainya pedang bercampur emas dan selain dari pada alat perang atau yang lainnya di campurinya dengan emas, tapi tidak menghasilkan sesuatu darinya dengan meleburkan di atas api, maka ada dua jalan pendapat, pendapat yang Ashoh di antara keduanya dan memotong dengannya, menurut ketetapan pendapat ulama'-ulama' Iraq adalah haram karena ada hadits
وَيَدْخُلُ
Dan memasukan emas atau perak
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 31
فِيْهِ الْخَاتِمُ وَالدَّوَاةِ وَالْمُرْمَلَةِ وَغَيْرِهَا فَلْيَجْتَنِبْ ذَلِكَ، وَاللّٰهِ أَعْلَمُ
ke dalamnya cincin dan botol tinta dan pasir dan selainnya, maka hendaklah dia menghindari hal itu, dan Allah yang lebih mengetahui
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 32
Wallahu A'lam Bish-Showab