Makna Siwak Dan Bersiwak Yang Sangat Di Anjurkan Dan Cara Bersiwak Bagian 23


Makna Siwak Dan Bersiwak Yang Sangat Di Anjurkan Dan Cara Bersiwak Bagian 23









MAKNA SIWAK DAN BERSIWAK YANG SANGAT DI ANJURKAN DAN CARA BERSIWAK 




ثُمَّ السِّوَاكُ يَتَأَكَّدُ اسْتِحْبَابُهُ فِي مَوَاضِعَ مِنْهَا عِنْد تَغَيُّرِ الْفَمِ مِنْ أَزْمِ وَغَيْرِهِ وَالْأَزْمُ قِيْلَ السُّكُوْتُ الطَّوِيْلُ وَقِيْلَ هُوَ تَرْكُ الْأَكْلِ 

Kemudian bersiwak di tetapkan kesunahannya dalam beberapa tempat darinya yaitu ketika berubah bau mulut dari Azm dan lainnya dan makna 《 AL-AZMU 》 dikatakan adalah diam yang panjang dan dikatakan adalah meninggalkan makan 

وَقَوْلُهُ : ﴿ وَغَيْرِهِ ﴾ يَدْخُلُ فِيْهِ مَا إِذَا تَغَيَّرُ يَأْكُلُ مَالَهُ رَائِحَةِ كَرِيْهَةِ كَالثَّوْمِ وَالْبَصَلِ وَنَحْوِهِمَا وَمِنْهَا عِنْد الْقِيَامِ مِنَ النَّوْمِ 

Dan perkataannya ﴾ dan selainnya ﴿ akan masuk padanya suatu kedaan, jika ia berubah dengan memakan benda yang memiliki bau busuk, seperti bawang putih dan bawang merah dan yang menyerupai keduanya dan darinya ketika bangun dari tidur 

كَانَ رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : 《 إِذَا اسْتَيْقَظَ مِنَ النَّوْمِ اِسْتَاكِ 》

Ada Hadits Rasulullah saw : 《 jika terbangun dari tidur, maka bersiwak 》 

وَرُوِيَ : 《 يَشُوْصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ 》 

Dan di riwayatkan : 《 membersihkan mulutnya dengan siwak 》. [ HR. Bukhari Dan Muslim Dan Abu Daud Dan An-Nasa'i Dan Ibnu Majah Dan Ad-Daramiy Dan Imam Ahmad Dalam Kitab Musnadnya ] 

وَمَعْنَى يَشُوْصُ : 

Dan makna lafadz 《 YASYUUSHU 》 adalah 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 33 

يُنَظِّفُ وَيَغْسِلُ وَوَجْهُ تَأْكِيْدُ الْاِسْتِحْبَابِ عِنْدَ الْقِيَامِ مِنْهُ أَنَّ النَّوْمِ يَسْتَلْزِمُ تَرَكَ الْأَكَلِ وَالسُّكُوْتَ وَهُمَا مِنْ أَسْبَابِ التَّغَيُّرِ وَمِنْهَا عِنْدَ الْقِيَامِ إِلَى الصَّلاَةِ 

membersihkan dan mensucikan dan alasan penegasan yang di sunnahkan ketika bangun dari tidur bahwa tidur itu membutuhkan meninggalkan makan dan diam diantara keduanya dari sebab berubah bau mulut dan dari tidur ketika bangun untuk melakukan Shalat 

لِقَوْلِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ : 《 لَوْلَا أَنَّ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لِأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ 》 

Karena sabdanya Nabi saw : 《 seandainya aku tidak memberatkan atas umatku, niscaya aku perintahkan mereka dengan bersiwak ketika setiap Shalat 》. [ HR. Bukhari Dan Muslim Dan Abu Daud Dan Tirmidzi Dan An-Nasa'i Dan Ibnu Majah Dan Ad-Daramiy Dan Imam Malik Dan Imam Ahmad dalam Kitab Musnadnya ] 

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ : 《 رَكْعَتَانِ بِالسِّوَاكِ أَفْضَلُ مِنْ سَبْعِيْنَ رَكْعَةَ بِلَا سِوَاكِ 》 

Dan dari 'Aisyah ra dari Nabi saw bersabda : 《 Dua Raka'at Shalat yang di kerjakan dengan bersiwak, maka lebih utama dari tujuh puluh Raka'at yang di kerjakan dengan tanpa bersiwak 》. [ HR. Abu Nu'aim dengan Sanad Jayyid ] 

وَالسِّوَاكُ مُتَأَكِّدُ عِنْدَ الْقِيَامُ إِلَى الصَّلَاةِ وَإِنْ لَمْ يَكُنِ الْفَمِ مُتَغَيِّرًا وَلَا فَرْقَ بَيْنَ صَلَاةِ الْفَرْضِ وَالنَّفْلِ حَتَّى لَو صَلَّى صَلَاةً ذَاتَ تَسْلِيْمَاتٍ كَالضُّحَى وَالتَّرَاوِيْحِ وَالتَّجَهُّدِ اسْتَحَبَّ لَهُ أَنْ يَسْتَاكَ لِكُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَكَذَا لِلْجَنَازَةِ وَالطَّوَافِ 

Dan bersiwak Sunnah Muakkad ketika bangun untuk melakukan Shalat dan jika tidak memungkinkan mulut berubah dan tidak ada perbedaan di antara shalat fardhu dan shalat sunnah sehingga seandainya dia mengerjakan Shalat yaitu Shalat yang memiliki beberapa banyak salam, seperti Shalat Duha dan Shalat Tarawih dan Shalat Tahajjud, maka di sunnahkan kepadanya untuk bersiwak pada setiap Raka'at begitu juga untuk Shalat Janazah dan melakukan Thawaf 

وَلَا فَرْقَ بَيْنَ الصَّلَاةِ بِالْوُضُوْءِ أَوِ التَّيَمُّمِ أَوْ عِنْدَ فَقَدِ الطَّهُوْرَيْنِ وَيَتَأَكَّدُ الْاِسْتِحْبَابُ أََيْضًا عِنْدَ الْوُضُوْءِ 

Dan tidak ada perbedaan antara Shalat dengan Wudhu' atau Tayammum atau ketika kehilangan bersuci keduanya dan Sunnah Muakkad juga ketika berwudhu' 

وَإِنْ لَمْ يُصَلِّ لِمَا وَرَدَ : 《 لَوْلَا أَنَّ أَشُقَّ أُمَّتِيْ لِأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ وُضُوْءِ 》 

Dan jika tidak melakukan Shalat, karena apa yang di nyatakan : 《 Seandainya aku tidak memberatkan atas umatku, niscaya aku perintahkan mereka dengan bersiwak ketika setiap berwudhu' 》. [ HR. Bukhari ] 

وَيَسْتَحِبُّ عِنْد قِرَأَةِ الْقُرْآنِ وَعِنْدَ اصْفِرَارِ الْأَسْنَانِ وَإِنْ لَمْ يتَغَيَّرَ الْفَمِ 

Dan di anjurkan ketika membaca Al-Qur'an dan ketika kuningnya gigi dan jika tidak beruba bau mulut 

وَاعْلَمْ أَنَّهُ يَحْصُلُ الْاِسْتِيَاكُ بِخِرْقَةٍ وَبِكُلِّ خُشْنِ مُزِيْلُ وَالْعَوْدُ أَوْلَى وَالْأَرَاكَ أَوْلَى 

Dan ketahuilah bahwa menghasilkan siwak dengan sobekan kain dan dengan setiap benda kasar yang bisa menghilangkan dan ranting kayu lebih utama dan ranting kayu arok lebih utama 

وَالْأَفْضَلُ أَنْ يَكُوْنَ بِيَابِسَ نَدَى بِالْمَاءِ وَيُسْتَحَبُّ غَسْلُهُ لِيَسْتَاكَ بِهِ ثَانِيًا 

Dan lebih utama ranting kayu tersebut dengan ranting kayu kering yang di lembabkan dengan air dan di sunnahkan menyucinya untuk bersiwak dengan kedua kalinya 

وَلَوْ اِسْتَاكَ بِإِصْبَعٍ غَيْرُهُ وَهِيَ خَشِنَةٌ أَجْزَأَ قَطْعًا قَالَهُ فِيْ شَرْحِ الْمُهَذَّبِ وَفِي إِصْبَعُهُ خِلاَفُ الرَّاجِحُ فِي الرَّوْضَةِ 

Dan seandainya bersiwak dengan jari-jari tangan yang lainnya dan ia kasar, maka boleh secara pasti, perkataannya imam Nawawi dalam kitab 《 SYARAH AL-MUHADZDZAB 》 dan dalam menggunakan jari-jari tangannya ada perbedaan pendapat, namun yang rajih dalam kitab 《 RAUDAH 》 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 34 

لاَ يُجْزَئُ وَالرَّاجِحُ فِي شَرْحِ الْمُهَذَّبِ الْأَجْزَاءِ 

Bahwa tidak di bolehkan dan yang rajih dalam kitab 《 SYARAH AL-MUHADZDZAB 》 adalah di bolehkan bersiwak dengan jari-jari 

وَبِهِ قَطْعَ الْقَاضِيْ حُسَيْنِ وَالْمُحَامِلِيُّ وَالْبَغَوِيُّ وَالشَّيْخُ أَبُوْ حَامِدْ وَاخْتَارَهُ الرُّوْيَانِيُّ فِي الْبَحْرِ وَلَا بَأْْسَ أَنْ يَسْتَاكَ بِسِوَاكِ غَيْرِهِ بِإِذْنِهِ 

Dan dengannya telah di pisahkan oleh Al-Qadhi Husain dan Al-Muhaamili dan Al-Baghawi dan Asy-Syeikh Abu Hamid dan di pilihnya oleh Ar-Ruyani dalam kitab 《 AL-BAHAR 》 dan tidak apa-apa untuk bersiwak dengan siwak orang lain, dengan izinnya 

وَيَسْتَحِبُّ أَنْ يَسْتَاكَ بِيَمِيْنِهِ وَبِالْجَانِبِ الْأَيْمَنِ مِنْ فَمِهِ وَأَنْ يُمِرَّهُ عَلَى سَقْفٍ حَلْقِ إِمْرَارًا لَطِيْفًا وَكُرَّاسِيْ أَضْرَاسُهُ وَيَنْوِيَ بِالسِّوَاكِ السَّنَةِ 
Dan di sunnahkan untuk bersiwak dengan tangan kanannya dan di mulai samping kanan dari mulutnya dan melintasnya di atas langit-langit kerongkongan melewati secara lembut dan gusi-gusi gigi geraham dan dia niatkan dengan siwak itu untuk mengikuti sunnah 

وَيسْتَحِبُّ عِنْد دُخُوْلِ الْمَنْزِلِ وَعِنْدَ إِرَادَةِ النَّوْمِ، وَاللّٰهُ أَعْلَمُ 

dan di sunnahkan bersiwak ketika masuk rumah dan ketika ingin tidur 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 35 


Wallahu A'lam Bish-Showab 

Makna Siwak Dan Bersiwak Yang Sangat Di Anjurkan Dan Cara Bersiwak Bagian 23

Makna Siwak Dan Bersiwak Yang Sangat Di Anjurkan Dan Cara Bersiwak Bagian 23 MAKNA SIWAK DAN BERSIWAK YANG SANGAT D...