Pengertian Air Mutlak Bagian 04
√ PEMBAGIAN JENIS AIR
1. PENGERTIAN AIR MUTLAQ
قَالَ : ثُمَّ الْمِيَاهُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَقْسَامِ :
Al-Mushonnif berkata : Kemudian air terbagi atas empat macam :
طَاهِرٌ مُطَهِّرٌ غَيْرُ مَكْرُوْهٍ وَهُوَ الْمَاءُ الْمُطْلَقُ٬ اَلْمَاءُ الَّذِي يَرْفَعُ الْحَدَثَ وَيَزِيْلُ النَّجْسَ هُوَ [ الْمَاءُ الْمُطْلَقُ ]
Air suci yang mensucikan tanpa di makruhkannya dan ini adalah Air Mutlak, maka air yang dapat mengangkat Hadats dan menghilangkan najis adalah Air Mutlaq
وَاخْتُلِفَ فِي حَدِّهِ فَقِيْلَ هُوَ الْعَارِي عَنِ الْقُيُوْدِ وَالْإِضَافَةِ اللاَّزِمَةِ وَهَذَا هُوَ الصَّحِيْحُ فِي الرَّوْضَةِ وَالْمُحَرَّرِ وَنَصَّ عَلَيْهِ الشَّافِعِي
Dan di perselisihkan dalam membuat batasannya, maka di katakan adalah yang bebas dari pemanasan dan penambahan yang di haruskan dan ini adalah pendapat yang Shahih dalam Kitab 《 AR-RAUDAH 》 dan Kitab 《 AL-MUHARRAR 》 dan ada Nash atasnya oleh Imam Asy-Syafi'i
فَقَوْلُهُ : عَنِ الْقُيُوْدِ خَرَجَ بِهِ مِثْلُ قَوْلِهِ تَعَالَى : ﴿ مِنْ مَاءٍ مَهِيْنٍ ﴾ ﴿ مِنْ مَاءٍ دَافِقٍ ﴾
Maka Perkataannya : dari pemanasan yang keluar dengannya, perumpamaan Firman-Nya Allah Ta'ala : ﴾ Dari air yang hina ﴿. [ QS. Al-Mursalat : 20 ]. ﴾ Dari air yang dipancarkan ﴿. [ QS. Ath-Thaariq : 6 ]
وَقَوْلُهُ الْإِضَافَةِ اللاَّزِمَةِ خَرَجَ بِهِ مِثْلُ مَاءِ الْوَرَدِ وَنَحْوِهِ وَاحْتَرَزَ بِالْإِضَافَةِ الّإِضَافَةِ غَيْرِ اللاَّزِمَةِ كَمَاءِ النَّهَرِ وَنَحْوِهِ فَإِنَّهُ لاَ َتُْخْرِجُهُ هَذِهِ الْاِضَافَةُ عَنْ كَوْنِهِ يَرْفَعُ الْحَدَثَ وَيَزِيْلُ النَّجْسَ لِبَقَاءِ الْاِطْلاَقِ عَلَيْهِ
Dan Perkataannya : penambahan yang di haruskan keluar dengan air mutlak, seperti : air bunga dan yang menyerupainya dan terjaga dengan penambahan yang di tambahkan tanpa mengharuskan, seperti : air sungai dan yang menyerupainya, maka sesungguhnya penambahan ini tidak mengeluarkan dari keadaannya mengangkat Hadats dan menghilangkan Najis karena tetap Mutlak atasnya
وَقِيْلَ اَلْمَاءُ الْمُطْلاَقُ هُوَ الْبَاقِي عَلَى وَصْفِ خِلْقَتِهِ
Dan dikatakan Air Mutlak adalah yang tetap atas sifat kejadiaan ciptaannya
وَقِيْلَ مَا يُسَمَّى مَاءً وَسُمِّيَ مُطْلَقًا لِأَنَّ الْمَاءَ إِذَا أُطْلِقَ انْصَرَفَ إِلَيْهِ وَهَذَا مَا ذَكَرَهُ اِبْنُ الصَّلاَحْ وَتَبِعَهُ النَّوَوِيْ عَلَيْهِ فِي شَرَحْ اَلْمُهَذَّبْ قَالَ :
Dan dikatakan apa yang dinamakan air dan apa yang dinamakan air mutlak karena sesungguhnya air jika di mutlakkan akan berbalik kepadanya dan ini apa yang disebutkannya oleh Ibnu Shalah dan Imam Nawawi mengikutinya atas yang demikian dalam Kitab 《 SYARAH MUHADZDZAB 》. Al-Mushonnif berkata :
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 16
Wallahu A'lam Bish-Showab