Hukum Menggunakan Bejana Dari Emas Dan Perak Bagian 16
HUKUM MENGGUNAKAN BEJANA
DARI EMAS ATAU PERAK
بَابُ الْآنِيَةُ
BAB BEJANA
﴿ وَلاَيَجُوْزُ اسْتِعْمَالُ أَوَانِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَيَجُوْزُ اِسْتِعْمَالُ غَيْرَهُمَا مِنَ الْأَوَانِي ﴾
﴾ Dan tidak boleh menggunakan bejana emas dan perak dan boleh menggunakan selain keduanya dari bejana ﴿
لِمَا فِي الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ مِنْ رِوَايَةِ حُذَيْفَةَ رَضِيَ اللّٰهُ تَعَالَى عَْنهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : 《 لاَتَلْبَسُوْا اَلْحَرِيْرَ وَلَا الدِّيْبَاجَ وَلَا تَشْرَبُوْا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ فَإِنَّهَا لَهُمْ
Sebab dalam Hadits Shahih dari riwayat Hudzaifah ra, ia berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : 《 janganlah kalian memakai sutera dan jangan memakai kain bersulam sutera dan jangan meminum dalam bejana emas dan perak, maka sesungguhnya barang-barang itu adalah untuk mereka
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 28
فِي الدُّنْيَا وَلَكُمْ فِي الْآخِرَةِ 》
dalam dunia dan tidak untuk mereka dalam akhirat 》. [ HR. Bukhari Dan Muslim Dan Abu Daud Dan Tirmidzi Dan Nasa'i Dan Ibnu Majah Dan Ad-Daramiy Dan Imam Ahmad Dalam Kitab Musnadnya ]
وَفِي مُسْلِمْ : 《 اَلَّذِي يَشْرَبُ فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ جَهَنَّمَ 》
Dan dalam Riwayat Imam Muslim : 《 Orang yang meminum dalam bejana emas dan perak, sesungguhnya ia menuangkan ke dalam perutnya adalah api neraka jahannam 》. [ HR. Bukhari Dan Muslim Dan Ibnu Majah Dan Imam Malik Dan Imam Ahmad Dalam Kitab Musnadnya ]
وَفِي رِوَايَةِ : 《 مَنْ شَرِبَ فِي إِنَاءٍ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ فَإِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارًا مِنْ جَهَنَّمَ 》
Dan dalam Riwayat lain : 《 Orang yang minum dalam bejana dari emas atau perak, maka sesungguhnya ia menuangkan dalam tubuhnya api dari neraka jahannam 》. [ HR. Muslim ]
وَفِي رِوَايَةِ : 《 إِنَّ الَّذِي يَأْكُلُ وَيَشْرَبُ 》 الحَدِيْثُ
Dan dalam satu Riwayat : 《 sesungguhnya yang makan dan minum 》. Al-Hadits
وَجِيْمُ يُجَرْجِرُ الثَّانِيَةَ مَكْسُوْرَةٌ بِلَا خِلاَفً
Dan huruf Jim lafaz 《 YUJARJIRU 》 yang ke dua adalah di baca Kasrah dengan tidak ada perbedaan pendapat
قَالَهُ النَّوَوِيُّ وَفِي الْإِقْلِيدْ حِكَايَةُ الْخِلاَفْ
Perkataannya Imam Nawawi dan dalam kitab 《 AL-IQLID 》 ada satu hikayah tentang perbedaan pendapat
وَأَمَّا النَّارُ فَيَجُوْزُ فِيْهَا الرَّفْعُ وَالنَّصْبُ وَالنَّصْبُ هُوَ الصَّحِيْحُ وَمَعْنَاهُ أَنَّ الشَّارِبَ يُلْقِي النَّارَ فِي بَطْنِهِ
Dan adapun lafaz 《 AN-NAARU 》 maka boleh di dalamnya membaca Rafa' dan Nashob dan orang yang membaca Nashob adalah yang Shoheh dan maknanya adalah bahwa yang meminum itu melemparkan api ke dalam perutnya
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 29
بِتَجَرُّعٍ مُتَتَابِعٍ يَسْمَعُ لَهُ جَرْجَرَةُ وَهِيَ الصَّوْتُ لِتَرَدَّدَهُ فِي حَلْقِهِ وَعَلَى رِوَايَةِ الرّفْعِ تَكُوْنُ النَّارُ فَاعِلَةٌ
dengan meneguk secara berturut-turut dapat terdengar untuknya bunyi menggelegak dan ia adalah suara karena canggung dalam kerongkongannya dan atas dasar riwayat yang Rafa' adalah 《 AN-NAARU 》 menjadi Fa'il
وَمَعْنَاهُ أَنَّ النَّارَ تُصَوِّتُ فِي جَوْفِهِ عَافَانَا اللّٰهُ تَعَالَى مِنْهَا وَمِنْ فِعْلَ يُقَرِّبُنَا إِلَيْهَا
Dan maknanya : bahwa api itu menjadi suara dalam rongganya, semoga Allah Ta'ala mengampuni kita darinya dan dari perbuatan yang mendekatkan kita kepadanya
قَالَ النَّوَوِيُّ فِي شَرَحْ مُسْلِمْ٬ قَالَ أَصْحَابُنَا : اِنْ عَقَدَ الْإِجْمَاعُ عَلَى تَحْرِيْمِ الْأَكَلِ وَالشَّرَبِ وَسَائِرُ الِْاسْتِعْمَالُ فِي إِنَاءِ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةِ إِلَّا مَا حُكِيَ عَنْ دَاوُدْ
Berkata Imam Nawawi dalam Kitab 《 SYARAH SHAHIH MUSLIM 》 berkata Ash-Hab kami ( Syafi'iyyah ) bahwa telah menyimpulkan kesepakatan atas pengharaman makan dan minum dan semua yang menggunakan pada bejana emas atau perak kecuali apa yang di kisahkan dari Daud
وَقَوْلُ الشَّافِعِيُّ قَدِيمْ لِلشَّافِعِيُّ إِنَّهُ يُكْرَهُ وَالْمُحَقِّقُوْنَ لَا يَعْتَدُّوْنَ بِخِلَافِ دَاوُدْ
Dan imam Syafi'i memiliki Qaul Qadim bahwa imam Syafi'i memakruhkannya dan para muhaqqiq tidak memperhatikan pada perbedaan Daud
وَكَلَامُ الشَّافِعِيُّ مُؤَوَّلُ كَمَا قَالَهُ صَاحِبُ التَّقْرِيْبُ مَعَ أَنَّ الشَّافِعِيَّ رَجَعَ عَنْ هَذَا الْقَدِيمْ
Dan ucapan Imam Syafi'i di terangkan sebagaimana perkataannya 《 SHOHIBUT TAQRIIB 》 dengannya bahwa Imam Syafi'i telah mengembalikan dari Qaul Qadim itu
فَحَصَلَ أَنَّ الْإِجْمَاعَ مُنْعَقِدُ عَلَى تَحْرِيْمِ اسْتِعْمَالِ إِنَاءِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ فِي الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالطَّهَارَةِ وَالْأَكْلِ بِعَلَقَةِ مِنْ أََحَدِهِمَا وَالتَّبَخُّرُ بِمُبْخُرَةِ مِنْهَا وَجَمِيْعِ وُجُوْهُ الِْاسْتِعْمَالُ وَمِنْهَا اَلْمُكْحُلَةِ وَالْمِيْلُ وَظَرْفُ الْغَالِيَةُ وَغَيْرَ ذَلِكَ سَوَاءٌ اَلْإِنَاءِ الصَّغِيْرُ وَالْكَبِيْرُ
Maka memperoleh bahwa ijma' menemukan atas keharaman penggunaan bejana emas dan perak pada makan dan minum dan bersuci dan makan dengan sendok dari salah satu keduanya dan menguapkan dengan penguapan darinya dan semua sisi penggunaan dan darinya tempat celak mata dan batang celak dan tempat celak yang mahal dan selain itu, sama saja benjana yang kecil dan yang besar
وَيَسْتَوِي فِي التَّحْرِيْمِ الرَّجُلُ وَالْمَرْأَةُ بِلَا خِلاَفٍ
Dan menjadi sama dalam pengharaman itu pada seorang laki-laki dan perempuan dengan tanpa perbedaan pendapat
وَإِنَّمَا فُرِّقَ بَيْنَ الرَّجُلُ وَالْمَرْأَةُ فِي التَّحَلِّي لِقَصْدِ زِيْنَةِ النِّسَاءِ لِلزَّوْجِ وَالسَّيِّدِ
Dan sesungguhnya apa yang di pisah antara seorang laki-laki dan seorang wanita dalam berhias karena maksud menghiasi seorang wanita untuk suami dan tuannya
وَيَحْرُمُ اِسْتِعْمَالُ مَاءِ الْوَرْدِ وَالْأَدْهَانِ فِي قَمَاقِمِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ هَذَا هُوَ الصَّحِيْحُ
Dan haram menggunakan air dingin dan minyak dalam botol emas dan perak, ini adalah pendapat yang shahih
وَفِي اَلْقَنَانِيِّ وَكَذَا يَحْرَمُ تَزْيِيْنُ اَلْحَوَانِيْتِ وَالْبُيُوْتِ وَالْمَجَالِسِ بِأَوَانِي الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ هَذَا هُوَ الصَّوَابُ وَجَوَّزَهُ بَعْضَ الْأَصْحَابُ وَهُوَ غَلَطُ لِأَنَّ كُلَّ شَيْءِ أََصْلُهُ حَرَامٍ فَالنَّظَرِ إِلَيْهِ حَرَامٌ
Dan dalam kitab 《 AL-QANAANIY 》 begitu juga haram menghiasi toko dan rumah dan tempat duduk dengan bejana emas dan perak, ini adalah pendapat yang benar dan yang memperbolehkannya toko dan rumah dengan bejana emas dan perak oleh sebagian Ash-Hab Syafi'iyyah dan itu adalah telah membuat kesalahan karena setiap sesuatu asalnya haram, maka memandang kepadanya adalah haram
وَقَدْ نَصُّ الشَّافِعِي وَالْأَصْحَابُ أََنَّهُ لَوْ تَوَضَّأَ أَوِ اغْتَسَلَ مِنْ إِنَاءِ ذَهَبٍ أَوْ فِضَّةٍ عَصَى
Dan sungguh ada Nash imam Syafi'i dan Ash-Hab Syafi'iyyah bahwa seandainya berwudhu' atau mandi dari bejana emas dan perak, maka dia telah melakukan bermaksiat
وَيَحْرُمُ اتِّخَاذُ هَذِهِ الْأَوَانِي مِنْ غَيْرِ اسْتِعْمَالٍ عَلَى الصَّحِيْحِ لِأَنَّ مَا حَرَمَ اسْتِعْمَالُهُ حَرَمُ اتِّخَاذُهُ كَالَآتِ اللَّهْوِ عَافَانَا اللّٰهُ الْكَرِيْمِ مِنْ تَعَاطِي مَا هُوَ سَبَبُ لِلنَّارِ
Dan haram mengambil bejana emas dan perak ini dari selain menggunakan, atas pendapat yang Shahih, karena apa yang di haramkan pada penggunaannya maka haram pengambilannya, seperti alat-alat musik, semoga Allah yang Maha Mulia mengampuni kita dari memperaktekkan apa yang menjadi sebab pada Neraka
KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 30
Wallahu A'lam Bish-Showab