Cara Menyamak Kulit Bangkai Hewan Bagian 14


Cara Menyamak Kulit Bangkai Hewan Bagian 14 







CARA MENYAMAK KULIT BANGKAI HEWAN 



بَابُ جُلُوْدُ الْمَيِّتَةِ وَعَظَمِهَا 

BAB KULIT BANGKAI DAN TULANGNYA 


قَالَ : ﴿ فَصْلٌ : وَجُلُوْدُ الْمَيِّتَةِ تَطَهَّرَ بِالدَّبَّاغِ إِلَّا جِلْدَ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَمَا تَوَلُّدٌ مِنْهُمَا أَوْ مِنْ أَحَدِهِمَا ﴾ 

Al-Mushonnif berkata : ﴾ Fashal : Dan kulit bangkai menjadi suci dengan disamak kecuali kulit anjing dan babi dan apa yang lahir dari keduanya atau dari salah satu keduanya ﴿ 

اَلْحَيَوَانُ الَّذِي يُنَجِّسُ بِالْمَوْتِ إِذَا دَبَغَ جَلْدُهُ يُطَهِّرُ بِالدَّبَّاغِ سَوَاءً فِي ذَلِكَ مَأْكُولِ اللَّحْمِ وَغَيْرِهِ 

Hewan yang menjadi najis dengan sebab mati, jika menyamak kulitnya, maka sucilah ia dengan di samak, sama saja dalam hal itu hewan yang di makan dagingnya dan selainnya 

وَالْأَصْلُ فِي ذَلِكَ حَدِيثٌ مَيْمُوْنَةُ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهَا حَيْثُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَاتِهَا 《 لَو أَخَذْتُمْ إِهَابَهَا ؟ فَقَالُوْا : إِنَّهَا مَيْتَةٌ٬ فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ :  يُطَهِّرُهُ الْمَاءُ وَالْقَرَظُ 》  

Dan ashal dalam masalah itu, ada hadits dari Maimunah Ra, dimana Nabi saw berkata pada orang yang menyeret kambingnya 《 seandainya kalian mengambil kulitnya ? maka mereka berkata : sesungguhnya kambing itu bangkai, Maka Rasulullah saw bersabda : sucikanlah kulitnya dengan air dan daun salam 》. [ HR. Abu Daud Dan Nasa'i Dan Imam Ahmad dalam Kitab Musnadnya ] 

وَعَنْ 

Dan dari 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 26 

اِبْنُ عَبَّاسْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا أََنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ : 《 إِذَا دَبَغَ الْإِيْهَابُ فَقَدْ طَهُرَ 》 

Ibnu 'Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda : 《 Jika kulit bangkai telah di samak, maka sungguh ia menjadi suci 》. [ HR. Muslim Dan Abu Daud Dan Nasa'i Dan Ad-Daramy Dan Imam Malik Dan Imam Ahmad dalam Kitab Musnadnya ] 

ثُمَّ إِذَا دَبَغَ الْجِلْدُ طَهُرَ ظَاهِرِهِ قَطْعًا وَكَذَا بَاطِنُهُ عَلَى الْمَشْهُوْرِ الْجَدِيْدِ فَيُصَلِّي عَلَيْهِ وَفِيهِ وَيُسْتَعْمَلُ فِي الْأَشْيَاءِ الْيَابِسَةِ وَالرَّطِبَةُ وَيَجُوزُ بَيْعُهُ وَهِبَتُهُ وَالْوَصِيَّةُ بِهِ 

Kemudian jika menyamak kulit, menjadi sucilah dzahirnya secara pasti dan begitu juga bagian dalamnya, atas Qaul Jadid yang Msyhur, maka seseoranh shalat di atasnya dan di dalamnya ada kulit yang di samak dan di gunakan pada suatu benda yang kering dan yang basah dan boleh menjualnya dan memberinya dan mewasiatkan dengannya 

وَهَلْ يَجُوْزُ أَكْلُهُ مِنْ مَأْكُوْلِ اللَّحْمِ رَجَّحَ الرَّافِعِيُّ بِالْجَوَازِ وَرَجَّحَ النَّوَوِيَّ اَلتَّحْرِيمُ 

Dan apakah boleh memakannya dari hewan yang di makan dagingnya, maka pendapat yang rajih menurut Ar-Rafi'i adalah dengan membolehkannya, dan pendapat yang rajih menurut imam Nawawi adalah di haramkan 

وَيَكُوْنُ الدِّبَّاغُ بِالأَشْيَاءِ اَلْحِرِّيْفَةِ كَالشَّبِ وَالشَّتِّ وَالْقَرْظِ وَقُشُوْرِ الرُّمَّانِ وَالْعَفْصِ 

Dan keadaan kulit yang di samak itu dengan suatu benda yang tajam, seperti tawas dan biji pala terasa pahit dan daun salam dan kulit buah delima dan kayu manjakani 

وَيَحْصُلُ الدَّبَّاغُ بِالأَشْيَاءِ الْمُتَنَجِّسَةِ وَالنَّجَسَةِ كَذُرْقِ الْحَمَامْ عَلَى الْأَصَحُّ وَلَا يَكْفِي التَّجْمِيْدُ بِالتُّرَابِ وَالشَّمْسِ عَلَى الصَّحِيحِ 

Dan penyamakan berlangsung dengan suatu benda yang menjadi najis dan suatu benda yang najis, seperti kotoran burung merpati, atas pendapat yang Ashoh. Dan tidak cukup di samak membekukan dengan debu dan sinar matahari, atas pendapat yang Shahih 

وَيَجِبُ غَسْلُهُ بَعْدَ الدَّبَّاغِ إِنْ دَبِغَ بِنَجَسٍ قَطْعًا وَكَذَا إِنْ دَبِغَ بِطَاهِرَ عَلَى الْأَصَحَّ 

Dan wajib menyucinya setelah di samak, jika penyamakan dengan benda najis secara pasti dan begitu juga jika di samak dengan benda suci atas pendapat yang Ashoh 

قَالَ الْأَصْحَابْ : وَيُعْتَبَرُ فِي كَوْنِهِ صَارَ مَدْبُوْغًا ثَلَاثَةَ أُمُوْرٍ 

Berkata para Ash-Hab Syafi'i : dan dapat memperhatikan pada keadaannya proses penyamakan ada tiga perkara : 

أَحَدُهَا : نَزْعُ فَضَلاَتِهِ 

Pertama : memindahkan bekas dagingnya 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 27 

اَلثَّانِی : أَنْ يَطِيْبَ نَفْسَ الْجِلْدَ 

Kedua : untuk mengharumkan dzat kulit 

الثَّالِثُ : أَنْ يَنْتَهِيَ فِي الدَّبِغَ إِلَى حَالَةٍ بِحَيْثُ لَوْ نَقَعَ فِي المَاءِ لَمْ يَعُدِ الْفَسَادُ وَالنَّتِنُ٬ وَاللّهُ أَعْلَمُ 

Ketiga : untuk mengakhiri dalam penyamakan pada keadaan kulit yang demikian itu, seandainya di rendam ke dalam air, maka tidak menjanjikan pada kerusakan dan berbau busuk. Dan Allah lebih mengetahui 

وَأَمَّا جِلْدُ الْكَلْبِ وَالْخِنْزِيْرِ وَفَرْعُ أََحَدِهِمَا فَلَا يَطْهَرُ بِالدِّبَاغِ عِنْدَنَا بِلَا خِلاَفِ لِأَنَّهُمَا نَجِسَانِ فِي حَالِ الْحَيَاةِ وَالدِّبَاغُ إِنَّمَا يُطَهِّرُ جِلْدًا نَجُسَ بِالْمَوْتِ لِأَنَّ غَايَةِ الدِّبَاغِ نَزْعُ الْفُضَّلاَتِ وَدَفْعُ الْاِسْتِحَالاَتِ 

Dan adapun kulit Anjing dan Babi dan cabang dari salah satu keduanya, maka tidak suci dengan samakan di sisi kami dengan tanpa perbedaan pendapat, karena bahwa keduanya adalah najis pada masa hidupnya dan penyamakan itu hanya menyucikan kulit yang najis dengan kematian sebab tujuan dari penyamakan itu adalah menghilangkan kotoran-kotorannya dan menghilangkan kerusakan zatnya 

وَمَعْلُوْمٌ أََنَّ الْحَيَاةَ أَبْلَغُ فِي ذَلِكَ مِنَ الدِّبَاغِ فَإِذَا لَمْ تُفِدِ الْحَيَاةُ الطَّهَارَةُ فَأَوْلَى أََنْ لَا يُفِيدَ الدِّبَاغِ 

Dan yang di ketahui bahwa hidup itu lebih kuat pada yang demikian itu dari penyamakan, jika tidak bermanfaat dalam kehidupannya pada kesucian, maka terutama bahwa tidak dapat bermanfaat pada penyamakan itu 

KIFAYATUL AKHYAR HALAMAN 28 

Wallahu A'lam Bish-Showab 

Makna Siwak Dan Bersiwak Yang Sangat Di Anjurkan Dan Cara Bersiwak Bagian 23

Makna Siwak Dan Bersiwak Yang Sangat Di Anjurkan Dan Cara Bersiwak Bagian 23 MAKNA SIWAK DAN BERSIWAK YANG SANGAT D...